Al-Sunnah
kadang-kadang disebut juga dengan al-Hadits dan keduanya dipergunakan saling
bergantian untuk maksud yang sama. Bahkan term ini kadng-kadang diganti dengan al-Khabar dan atau al-Atsar walaupun kadang-kadang dibedakan juga diantaranya :
a.
Al-Sunnah
Secara
estimologis al Sunnah berarti jalan yang ditempuh (al-Aqidah) adat istiadat,
suatu kebiasan dan cara yang diadakan.
Menurut
istilah al-Sunnah berarti : segala
sesuatu yang datang dari Nabi SAW selain al-Qur’an,
baik berupa perkataan, perbuatan atau taqrir yang bisa dijadikan sebagai dasar
menetapkan hukum syara’.17
Dengan
demikian al-Sunnah suatu yang berasal
dari Nabi atau sesuatu yang disandarkan kepadanya, yang berupa ucapannya,
tindakan/perbuatannya atau sesuatu yang ditetapkan oleh Nabi karena Nabi
menyetujui atau menolak suatu pendapat atau perbuatan/tindakan yang dilakukan
oleh pihak lain.
b.
Al-Hadits
Secara
estimologis al-Hadits berarti baru,
lawan dari lama dekat/baru terjadi, perkataan, cerita atau berita.
Secara
istilah al-Hadits dapat diartikan:
Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, pernyatan (taqrir) dan sebagainya.18
Sebagaimana
maksud di atas bahwa yang berasal dari Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, atau
ketetapan Nabi dan disampaikan secara oral ataupun tulisan. Berlainan dengan
al-Sunnah yang hanya merujuk pada substansi perbuatannya.
Namun
secara tegas AA. Azamiy menyatakan bahwa al-Sunnah model of behavior of prophet, the use of al-Sunnah is restricted to
sunnah of prophet alone.19 sebagaimana juga dipertegas oleh
al-Kamal: Sunnah adalah sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW baik berupa
perbuatan atau perkataan, sedangkan hadits adalah khusus perkataan Nabi SAW.
c.
Al-Khabar
Menurut
estimologi al-Khabar berarti berita.
Secara luas al-Khabar berarti sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi, sahabat dan tabi’in. dengan demikian sumber atau
sandaran dari al-Khabar dapat dari berbagai macam atau beberapa orang termasuk
selain Nabi, seperti sahabat dan tabi’in.
Sebagaimana
Ulama ada yang berpendapat bahwa hadits adalah yang datang dari Nabi SAW sedang
al-Khabar adalah yang datang selain
Nabi. Dari sini sering dikatakan bahwa seorang yang ahli dalam bidang hadits
dan sunnah disebut Muhadditsin sedang
yang ahli dalam sejarah dsebut Akhbary.
d.
Al-Atsar
Atsar menurut bahasa adalah bekas
sesuatu. Al-Zarkasyi mengartikan al-Atsar
sesuatu yang disandarkan kepada sahabat semata. Dengan demikian atsar tidak mempunyai hubungan langsung
ataupun tidak langsung dengan Nabi.19 Dan dapat dikatakan Atsar adalah Muradif dari hadits dan khabar.
Berdasarkan
definisi di atas, ulama Khurasan membedakan antara istilah khabar dengan atsar. Khabar adalah segala sesuatu yang
disandarkan pada Nabi sedangkan atsar
adalah informasi yang disandarkan pada sahabat.
Sedangkan
menurut Jumhur Muhaditsin istilah al-Sunnah, al-Hadits, khabar dan atsar adalah
mempuyai pengertian yang sama.
e.
Hadits
Qudsi atau Hadits Rabbani
Hadits
Qudsi secara estimologi adalah suatu hadits yang suci (nadhafah) sedangkan
menurut istilah adalah Hadits yang
disandarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT.
Sebagaimana
diungkapkan al-Thibi, hadits Qudsi adalah titah Tuhan yang disampaikan dalam
mimpi dengan jalan ilham kepada Nabi Muhammad, lalu menerangkannya menurut apa
yang disampaikannya dengan susunan perkataan (redaksi) Nabi serta
menyandarkannya kepada Allah.
Post a Comment